Dalam
sebuah riwayat diceritakan bahwa usia Ismail sekitar 6 atau 7 tahun. Sejak
dilahirkan sampai dewasa nabi ismail senantiasa menjadi anak kesayangan.
Tiba-tiba Allah memberi ujian kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat
Ash-Shaffaat: 102 :
“Maka ketika sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha,
Ibrahim berkata: Hai anakku aku melihat (bermimpi) dalam tidur bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah bagaimana pendapatmu” Ia menjawab: “Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah engkau akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Kambing Qibas
Dalam mimpinya,
Ibrahim mendapat perintah dari Allah supaya menyembelih putranya Nabi Ismail.
Ketika sampai di Mina, Ibrahim menginap dan bermimpi lagi dengan mimpi yang
sama. Demikian juga ketika di Arafah, malamnya di Mina, Ibrahim bermimpi lagi
dengan mimpi yang tidak berbeda pula. Ibrahim kemudian mengajak putranya,
Ismail, berjalan meninggalkan tempat tinggalnya, Mina. Baru saja Ibrahim
berjalan meninggalkan rumah, syaitan menggoda Siti Hajar: “Hai Hajar! Apakah
benar suamimu yang membawa parang akan menyembelih anakmu Ismail?”. Akhirnya
Siti Hajar, sambil berteriak-teriak: “Ya Ibrahim, ya Ibrahim mau diapakan
anakku?” Tapi Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah SWT tersebut.
Setibanya
di Jabal Qurban, sekitar 200 meter dari tempat tinggalnya. Nabi Ibrahim
melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail. Rencana itu pun berubah
drastis, sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Ash-Shaffaat ayat
103-107:
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. Dan Kami panggillah Dia:
"Hai Ibrohim, “Kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang yang berbuat baik”. Sesungguhnya ini
benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar “
Definisi
Qurban
Kata
udhhiyah dan
dhahiyah adalah nama hewan sembelihan
seperti unta, sapi dan kambing yang dipotong pada hari raya nahar (qurban) dan tasyrik sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah.
Dalil Qurban dalam Al-Qur’an
Dalil Qurban dalam Al-Qur’an
Allah
telah mensyariatkan qurban sebagaimana firman-Nya:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ * فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ * إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Sesungguhnya, Kami telah membermu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. Sungguh, orang-orang yang membencimu adalah orang-orang yang terputus. (QS. Al-Kautsar : 1-3)
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ
Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya)… (QS. Al-Hajj : 36)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar